Selama
lebih dari 2400 tahun, para filsuf dan ilmuwan telah mencoba meneliti tentang
atom dengan menggunakan berbagai macam percobaan dan pengamatan. Namun, karena
atom tidak dapat diamati dan di melakukan kontak secara langsung serta masih
belum ada teknologi yang menunjang pada zaman tersebut. Sehingga para ilmuwan
hanya menggunakan pendekatan tentang bagaimana materi pada suatu zat
berkelakuan. Dengan cara tersebut ilmuwan mencoba untuk membangun model Atom
Demokritus
seorang filsuf yunani mengemukakan gagasan bahwa suatu zat tidak dapat dibagi
terus menerus dan mempunyai batas ukuran terkecil yaitu Atom. Demokritus
mengemukakan gagasan ini tanpa melakukan percobaan pada zat yang dimaksudkan.
Tetapi, hanya berdasarkan pada pengolahan pemikiran saja. Pendapat dari
demokritus ini kemudian didukung oleh percobaan John Dalton, yang meneliti
tentang komposisi gas. Ia menemukan bahwa gas-gas yang ada berkumpul menjadi
sekelompok yang seolah-olah terdiri dari partikel-partikel tersendiri. Kemudian
ia mebuat teori atom dalton. Yaitu :
1. Atom merupakan bagian terkecil
dari suatu zat yang tidak bisa dibagi lagi
2.
Atom-atom penyusun zat tertentu memiliki sifat yang sama dan atom
unsur tertentu tidak dapat menjadi atom unsur lain
3.
Dua atom
atau lebih unsur berlainan dapat membentuk suatu molekul
4.
Atom-atom
berpisah kemudian bergabung kembali. Tetapi memiliki susunan yang berbeda dari
semula. Namun, massa keselurahan dari gabungan atom-atom tetap
5.
Atom-atom
bergabung menurut perbandingan tertentu yang sederhana
Pada tahun 1897, seorang fisikawan bernama J.J.
Thomson berhasil menemukan elektron dengan menggunakan tabung sinar katoda.
Kemudian ia juga dapat mengukur nilai dari perbandingan antara massa dan muatan
dari elektron tersebut. Thomson
mengatakan bahwa elektron adalah bagian dari atom sehingga dia yakin bahwa
massa dari elektron pasti lebih kecil dari massa atom. Dengan pernyataan ini,
model atom dalton telah gugur.
Thomson menyatakan bahwa atom memiliki
banyak elektron-elekton bermuatan negatif. Tetapi, pemikiran ini membuat
permsalahan baru. Secara fakta atom adalah netral. Jadi, harus ada yang
mengimbangi muatan negatif tersebut. Karena itulah thomson juga menyatakan
bahwa atom mengandung muatan-muatan positif. Thomson kemudian mengemukakan
teori atom sebgai berikut. Yaitu:
1.
Atom bukan bagian terkecil dari zat.
2.
Massa elektron jauh lebih kecil dari massa atom.
3.
Atom mempunyai muatan positif yang tersebar merata ke seluruh bagian atom. Muatan
positif tersebut dinetralkan oleh elektron-elektron bermuatan negatif yang tersebar di antara muatan positif tersebut.
Jika kita visualisasikan model atom yang dikemukakan Thomson ini seperti model roti kismis (plum
pudding atomic model)
Pada tahu 1911 Ernest Rutherford melakukan
percobaan untuk menguji model atom J.J. Thomson. Dia mengadakan percobaan dengan
menembak atom-atom yang berupa
seberkas partikel-partikel alfa, yaitu partikel dengan massa empat kali massa
atom hidrogen dan muatan positif sebesar dua kali muatan elektron. Partikel alfa
mempunyai daya tembus yang cukup kuat untuk
melalui plat logam
yang sangat tipis.
Dalam percobaan yang dilakukan, Rutherford menembakkan
partikel alfa dengan sasaran target lempengan emas. Berdasarkan
hasil percobaan diharapkan semua partikel alfa
menembus lurus lempengan emas, akan tetapi dalam hasil pengamatan diperoleh ada partikel alfa yang dibelokkan bahkan ada yang dibelokkan dengan sudut antara
90o sampai 180o. Hal terakhir yang tidak cocok
dengan model atom Thomson.
Rutherford mengukur sudut-sudut hamburan partikel alfa dengan teliti. Bila muatan
positif tidak menyebar, tetapi mengumpul pada suatu tempat dalam tiap-tiap atom, maka berdasarkan hukum Coulomb sudut
penyimpangan akan berkisar antara 5o sampai 150o. Berarti
gejala pemantulan kembali partikel alfa tersebut ditolak oleh suatu konsentrasi muatan positif dalam atom
(terjadi gaya tolakan karena muatannya sejenis). Berdasarkan hasil percobaan tersebut.
Rutherford menyatakan kesimpulan berikut, yaitu :
1.
Muatan positif dan sebagian besar
massa atom terpusat pada suatu titik, yaitu
di tengah-tengah atom yang kemudian disebut inti atom.
2.
Sebagian besar ruangan dalam atom merupakan ruang kosong, ditunjukkan oleh
banyaknya partikel alfa yang diteruskan dalam percobaan Rutherford.
3.
Di luar inti pada jarak
relatif jauh, elektron bergerak mengelilingi inti dalam lintasan-lintasan seperti planet-planet mengitari matahari dalam sistem tata surya.
Seorang fisikawan denmark Niels Bohr, Model atom Rutherford gagal menjelaskan tentang kestabilan atom dan terjadinya
spektrum garis atom hidrogen. Dengan menggunakan rumus kuantum
plack-einstein. Bohr dapat menurunkan rumus deret balmer secara fisika. Dan
menyelesaikan asumsi tentang model atom hidrogen. Yaitu :
1.
Elektron berotasi mengelilingi inti tidak pada sembarang lintasan, tetapi pada lintasan-lintasan tertentu tanpa membebaskan energi. Lintasan ini
disebut lintasan stasioner dan memiliki energi tertentu.
2.
Elektron dapat berpindah dari lintasan yang satu ke lintasan yang lain. Jika elektron
pindah dari lintasan berenergi rendah (lintasan dalam) ke lintasan berenergi tinggi (lintasan luar) akan menyerap
energi dan sebaliknya akan memancarkan energi. Energi yang dipancarkan atau diserap elektron sebesar hf.
3.
Lintasan-lintasan yang diperkenankan elektron adalah lintasan-lintasan yang mempunyai
momentum sudut kelipatan bulat dari
No comments:
Post a Comment
Terima kasih atas kesediaan memberikan komentar, jangan lupa share ya..
Orang bijak berkomentar dengan baik